Oha~ Minna , Ha Balik lagi , nah kali ini kita bakal bahas tentang salah satu Kota Yang terletak di Jepang , Yaitu Akihabara , Siapa yang tidak tahu kota ini , bagi orang jepang , Akihabara Adalah Surganya Anime bagi para Otaku , dan tidak lupa pula bahawa Kota Ini melahirkan Sebuah Idol Group Yang bernama AKB48.Akihabara (
秋葉原) atau Pusat
Elektronik Akihabara (
秋葉原電気街 Akihabara Denki Gai)
adalah kawasan perbelanjaan yang terletak di sekitar Stasiun Akihabara, Tokyo,
Jepang. Dengan kereta api, dari Stasiun Tokyo ke Akihabara memakan waktu kurang
dari lima menit.
Sekarang Kita akan bahas Tentang Sejarahnya Kota Akihabara :
- 1869: Kawasan ini
menderita kerugian besar akibat kebakaran hebat. Tanah seluas kira-kira
30.000 meter persegi dibebaskan dari perumahan penduduk agar api tidak
menjalar ke pusat kota Tokyo bila terjadi lagi kebakaran besar.
- 1870: Di atas
tanah kosong tersebut, Kaisar
Meiji memerintahkan pembangunan kuil yang dipercaya bisa
memadamkan api (鎮火社, chinkasha). Pada zaman Edo,
penduduk setempat salah mengerti, dan mengira di kuil tersebut dipuja dewa
Akiha Daigon-gen yang menurut orang Jepang Tengah dan Timur dipercaya
dapat memadamkan api. Selanjutnya, orang menyebut kuil dan lokasi di
sekitarnya sebagai Akiba-sama atau Akiba-san (Tuan Akiba). Tanah kosong
(bahasa Jepang:hara) di sekeliling kuil lalu dibebaskan dari
bangunan agar api tidak menjalar bila terjadi kebakaran. Nama lokasi ini
kemudian berubah menjadi Akihabara (tanah kosong di
sekeliling Akiba-sama), dan kuil Chinkasha ikut dikenal orang sebagai kuil
Akiba.
- 1888: Kuil
Chinkasha dipindahkan ke Matsugaya, dekat Asakusa, dan namanya secara
resmi diganti menjadi Akiba-jinja (Kuil Akiba).
- 1890: Jalur kereta
api yang sekarang disebut Jalur Utama Tōhoku diperluas
dari Ueno ke Akihabara.
Sebelumnya belum ada stasiun kereta api di Akihabara. Di selatan Akihabara
adalah dok kargo, tempat dikapalkannya barang-barang dari luar negeri.
- Dari zaman
Meiji hingga zaman
Showa, transportasi ke Akihabara makin mudah setelah jaringan kereta
rel listrik semakin meluas. Di kawasan Akihabara dan sekelilingnya juga
makin ramai dengan toko-toko. Kawasan ini kemudian ditetapkan sebagai
pasar buah dan sayuran (seika ichiba).
- 1925: Jalur
Akihabara-Stasiun Tokyo dibuka setelah Jalur Tohoku diperluas
hingga ke Tokyo.
- 1930: Stasiun
Kereta Bawah Tanah Manseibashi dibuka, namun berhenti beroperasi
pada bulan November 1931.
- 1935: Di Akihabara
dibuka secara resmi pasar buah dan sayur Kanda Seika Ichiba.
- 1936: Lokasi bekas Stasiun Manseibashi ditutup.
Penggemar kereta api mencapai puncaknya di Jepang. Di lokasi ini nantinya
didirikan Museum Transportasi (sudah tutup, sekarang tidak ada lagi).
Kawasan ini berubah menjadi lokasi pusat belanja elektronik nomor satu.
- Seusai
Perang Dunia II (1945-1955), di Kanda muncul pasar gelap
di sekitar sekolah manufaktur listrik I (sekarangUniversitas Tokyo
Denki). Di pasar gelap yang menempati pinggiran rel kereta api Jalur Utama Sōbu bermunculan
toko-toko yang menjual tabung
vakum dan suku cadang radio dan elektronik kepada pelajar.
Toko-toko elektronik seperti ini di Jepang disebut toko musen atau
toko radio karena mereka awalnya hanya menjual radio.
- 1960-an:
Jepang mencapai kemajuan tinggi dalam bidang elektronika. Pesaing
Akihabara dibangun di Nipponbashi,Osaka.
Nipponbashi tidak jauh berbeda dari Akihabara, sama-sama menjual
barang-barang elektronik konsumen seperti televisi, lemari es,
dan mesin cuci.
- 1980-an:
Meluasnya komputer pribadi di rumah-rumah yang
dikenal di Jepang sebagai ("famikon") membuat toko-toko di
Akihabara mulai menjual permainan
video, dan toko-toko berantai yang berafiliasi dengan produsen
permainan video mulai bermunculan.
- 1989: Pasar Buah
dan Sayur Kanda dipindah ke Ōta-ku, di selatan Tokyo.
- 1990-an:
Pengecer elektronik besar seperti Yamada Denki dan Kojima melakukan ekspansi
ke pinggiran kota, mendekati rumah-rumah tinggal konsumen. Sebagai
akibatnya, penjualan barang-barang elektronik konsumen merosot secara
tajam. Namun sebagai penggantinya, penjualan barang-barang komputer
meningkat.
- 1991: Sofmap muncul sebagai
pemain baru di bidang eceran suku cadang komputer dan perangkat lunak
bekas/baru. Toko-toko Sofmap menjual sistem komputer yang nantinya sangat
populer di Jepang, seperti NEC (PC-8801 dan 9801), Sharp (X68000), dan Fujitsu (FM-Towns).
Toko-toko berantai Sofmap lalu mulai bermunculan di sejumlah lokasi di
Akihabara.
- 1994: Komputer
pribadi dengan sistem operasi Microsoft Windows menjadi barang laris,
dan bermunculan toko-toko yang menjual komputer pribadi beserta peralatan
dan aksesorinya.
- Demam
anime berlangsung pada tahun 1990-an bersamaan dengan makin populernya
permainan video. Penggemar sejati manga, anime, dan permainan video
melahirkan generasi baru yang disebut otaku, dan
mereka berbelanja di Akihabara.
- Sejak
tahun 2000-an,
angka penjualan komputer bermerek terus menurun, dan toko penjual komputer
banyak yang tutup. Toko barang-barang anime menggantikan toko-toko
komputer yang tutup, dan budaya otaku makin dikenal publik Jepang.
- 2005: Kawasan ini
menjadi target pembangunan kembali dan modernisasi, terutama daerah
sekitar stasiun.
- 2006: Di kawasan
ini muncul Idol Group AKB48
- 2007: Budaya
"Akiba" diperkenalkan dalam tayangan nasional Kouhaku Uta Gassen di NHK oleh idola
otaku Shoko Nakagawa. Melalui segmen Medley
Spesial: Budaya Mutakhir Kebanggaan Jepang ikut diperkenalkan
grup idola Akiba-kei, AKB48 sebagai produk budaya Akihabara.[1]
- 8 Juni 2008: Pembantaian di Akihabara terjadi
pada hari Minggu yang ramai di kawasan pejalan kaki Chūōdōri.
Seorang laki-laki menabrak orang di keramaian dengan truk sebelum menikam
orang-orang yang diburunya dengan pisau belati, 7 korban
tewas, 12 luka.[2][3]
- 23
Januari 2011:
Dua setengah tahun berlalu setelah peristiwa pembantaian. Kawasan khusus
pejalan kaki Chūōdōri dibuka kembali, ditandai dengan upacara peringatan
dan peraturan-peraturan baru.
Selain itu Di akihabara Atau Akiba juga terdapat Maid Cafe :
Rumah makan cosplay (
コスプレ系飲食店 kosupure-kei
inshokuten) adalah
rumah makan,
kafe, atau
izakaya bertemakan
subkultur
Jepang (
anime,
manga,
permainan
video) khususnya budaya
otaku. Pelanggan dilayani oleh pelayan yang memakai
kostum seperti
dikenakan karakter dalam
anime dan
manga. Kafe-kafe tersebut memiliki atmosfer yang berbeda dari
kafe biasa. Di
tempat-tempat seperti ini, pelanggan dilayani seperti halnya tuan dan nyonya di
rumah sendiri.
Kafe yang melayani pelanggan dengan pelayan wanita
mengenakan kostum seperti
maid (
pembantu rumah tangga pada abad ke-19 di
Eropa) disebut
maid
café (
メイドカフェ meido kafe?) atau
maid kissa (
メイド喫茶 meido kissa). Maid café pertama kali dibuka
di
Akihabara,
Tokyo. Tempat-tempat
seperti ini tidak hanya menyediakan kopi melainkan makanan seperti
omurice dan
nasi kari. Pelayan
tidak hanya sekadar membawakan makanan atau minuman, melainkan juga
berkomunikasi dengan pelanggan.
Di
butler café (
執事喫茶 shitsuji
kissa?), pelanggan wanita dilayani
oleh pelayan pria yang mengenakan kostum
butler. Di
tempat yang disebut
garchon cafe (
ギャルソン喫茶 gyaruson
kafe?) atau
oji kissa (
王子喫茶?) , pelanggan dilayani
oleh pelayan wanita yang ber-
crossplay mengenakan pakaian pria.
Selain Maid Cafe Di Akiba Juga Terdapat Theater AKB48 :
"Idola lahir dari tempat yang paling berenergi pada zamannya," demikian pemikiran
Yasushi Akimoto. Oleh karena itu, Akihabara yang identik dengan
otaku dan anak muda tipe
moe dipilih sebagai lokasi Teater AKB48 dari beberapa pilihan lokasi yang ada. Penggemar memang banyak bila ada acara bersalaman atau berfoto bersama
idola di Akihabara. Lokasi ini juga diperkirakan ideal untuk mengumpulkan penggemar setia dari idola yang masih baru. Semuanya dijadikan alasan Akihabara dipilih sebagai pusat kegiatan AKB48.
Tempat yang memiliki langit-langit tinggi untuk pemasangan
lampu panggung ternyata sulit ditemukan. Pilihan terakhir adalah sebuah tempat yang luasnya 670 m² di lantai 8 gedung toko
Don Quijote. Luas tempat itu cukup dan ternyata ideal untuk disewa sebagai teater karena memiliki langit-langit yang tinggi. Bagi Don Quijote, lantai 8 terbukti sulit dipakai untuk berdagang dan sulit mencari
tenant yang mau mengisinya. Mereka akhirnya memberikan harga sewa yang murah kepada Akimoto dengan harapan bisa memperoleh uang sewa yang teratur. Kesepakatan sewa tercapai setelah Akimoto bertemu direktur Don Quijote waktu itu, Yasuda Takao.
Kapasitas teater 250 orang, dengan 170 tempat duduk dan 80 penonton berdiri. Satu
kursi panjang untuk diduduki 6 orang. Barisan belakang disediakan untuk penonton yang berdiri.
Kursi barisan terdepan begitu dekat dengan
panggung. Jarak kursi barisan terdepan dengan panggung hanya sekitar 2 meter.
Gedung teater ini unik karena di sisi kanan dan kiri panggung terdapat dua tiang beton
konstruksi antigempa yang tidak bisa dipindah atau dibongkar.
[1] Kedua tiang tersebut menghalangi pandangan penonton ke arah panggung. Pandangan penonton terbagi menjadi tiga bagian, seperempat ke panggung sebelah kiri, dua perempat ke bagian tengah panggung, dan seperempat bagian lagi ke panggung sebelah kanan. Akibatnya, seluruh penonton tidak memiliki pandangan yang bebas ke arah panggung, kecuali penonton yang duduk di kursi barisan terdepan. Di sisi dalam kedua belah
tiang dipasangi
cermin dengan maksud memudahkan penonton yang pandangannya terhalang tiang untuk melihat idola yang berada di sisi paling kanan atau sisi paling kiri panggung.
Keberadaan kedua tiang ini begitu populer di kalangan penggemar AKB48. Klub penggemar AKB48 diberi nama
Hashira no Kai (Perkumpulan Tiang) sebelum kemudian diperbarui sebagai
Nihonbashira no Kai (Perkumpulan Dua Tiang) sejak Desember 2011.
[2] Kedua tiang ini begitu berarti bagi penggemar AKB48 hingga pada hampir bagian tengah kedua belah tiang ditempeli garis melintang berwarna
merah jambu. Satu garis melambangkan satu tahun. Penggemar menamakannya
service stripe (setrip masa dinas). Pada
8 Desember 2011, jumlah garis bertambah menjadi enam buah untuk memperingati enam tahun AKB48.
[3]
Sekian Dari Saya Untuk Hari Ini Arigatou Gozaimsu :3 Jangan Lupa Untuk Mencantumkan Source Pada Saat ingin Copy paste Post ini , Tinggalkan Commentmu ya Sayonara