/ Bon Odori | KURONEKO BLOG

Translate

  • Posted by : Unknown Jumat, 13 Juni 2014

    Oha~ minna , Kali ini saya akan membahas tentang Bon odori , pasti pada udah ga asing bukan dengan tradisi jepang yang satu ini .... Yosh kita langsung aje ye Ikuzo!!



    Obon (お盆?) adalah serangkaian upacara dan tradisi di Jepang untuk merayakan kedatangan arwah leluhur yang dilakukan seputar tanggal 15 Juli menurut kalender Tempō (kalender lunisolar). Pada umumnya, Obon dikenal sebagai upacara yang berkaitan dengan agama Buddha Jepang, tapi banyak sekali tradisi dalam perayaan Obon yang tidak bisa dijelaskan dengan dogma agama Buddha. Obon dalam bentuk seperti sekarang ini merupakan sinkretisme dari tradisi turun temurun masyarakat Jepang dengan upacara agama Buddha yang disebut Urabon.
    Tradisi dan ritual seputar Obon bisa berbeda-beda bergantung pada aliran agama Buddha dan daerahnya.

    Di berbagai daerah di Jepang, khususnya di daerah Kansai juga dikenal perayaan Jizōbon yang dilakukan seusai perayaan Obon.
    ASAL-USUL OBON (Bon odori)
    Obon merupakan bentuk singkat dari istilah agama Buddha Urabon (盂蘭盆?) yang hanya diambil aksara Kanji terakhirnya saja bon (?, nampan) ditambah awalan honorifik huruf "O." Pada mulanya, Obon berarti meletakkan nampan berisi barang-barang persembahan untuk para arwah. Selanjutnya, Obon berkembang menjadi istilah bagi arwah orang meninggal (shōrō) yang diupacarakan dan dimanjakan dengan berbagai barang persembahan. Di daerah tertentu, Bonsama atau Oshorosama adalah sebutan untuk arwah orang meninggal yang datang semasa perayaan Obon.
    Asal-usul tradisi Obon tidak diketahui secara pasti. Tradisi memperingati arwah leluhur di musim panas konon sudah ada di Jepang sejak sekitar abad ke-8.
    Sejak dulu di Jepang sudah ada tradisi menyambut kedatangan arwah leluhur yang dipercaya datang mengunjungi anak cucu sebanyak 2 kali setahun sewaktu bulan purnama di permulaan musim semi dan awal musim gugur. Penjelasan lain mengatakan tradisi mengenang orang yang meninggal dilakukan 2 kali, karena awal sampai pertengahan tahun dihitung sebagai satu tahun dan pertengahan tahun sampai akhir tahun juga dihitung sebagai satu tahun.

    Di awal musim semi, arwah leluhur datang dalam bentuk Toshigami (salah satu Kami dalam kepercayaan Shinto) dan dirayakan sebagai Tahun Baru Jepang. Di awal musim gugur, arwah leluhur juga datang dan perayaannya secara agama Buddha merupakan sinkretisme dengan Urabon.

    Jepang mulai menggunakan kalender Gregorian sejak tanggal 1 Januari 1873, sehingga perayaan Obon di berbagai daerah di Jepang bisa dilangsungkan pada tanggal:

    bulan ke-7 hari ke-15 menurut kalender Tempō
    15 Juli menurut kalender Gregorian
    15 Agustus menurut kalender Gregorian mengikuti perhitungan Tsukiokure (tanggal pada kalender Gregorian selalu lebih lambat 1 bulan dari kalender Tempō).
    Pada tanggal 13 Juli 1873 pemerintah daerah Prefektur Yamanashi dan Prefektur Niigata sudah menyarankan agar orang tidak lagi merayakan Obon pada tanggal 15 Juli menurut kalender Tempō
    Sekarang ini, orang Jepang yang merayakan Obon pada tanggal 15 Juli menurut kalender Tempō semakin sedikit. Pada saat ini, orang Jepang umumnya merayakan Obon pada tanggal 15 Agustus menurut kalender Gregorian.
    Orang yang tinggal di daerah Kanto secara turun temurun merayakan Obon pada tanggal 15 Juli kalender Gregorian, termasuk mengunjungi makam pada sebelum tanggal 15 Juli. Pengikut salah satu kuil di Tokyo selalu ingin merayakan Obon pada tanggal 15 Juli sehingga Obon jatuh pada tanggal 15 Juli, sedangkan pengikut kuil di Prefektur Kanagawa selalu ingin merayakan Obon tanggal 15 Agustus sehingga Obon jatuh pada tanggal 15 Agustus.
    Media massa memberitakan perayaan Obon pada tanggal 15 Agustus sehingga orang di seluruh Jepang menjadi ikut-ikutan merayakan Obon pada tanggal 15 Agustus.
    Obon pada akhirnya bukan lagi merupakan upacara keagamaan yang merayakan kedatangan arwah leluhur melainkan hari libur musim panas yang dinanti-nanti banyak orang di Jepang. Sekarang Obon lebih banyak diartikan sebagai kesempatan pulang ke kampung halaman untuk bertemu sanak saudara dan membersihkan makam. Obon sama artinya dengan liburan musim panas bagi orang Jepang yang tidak mengerti tradisi agama Buddha.
    Ada kemungkinan perayaan Obon mendapat pengaruh dari orang yang mengartikan peristiwa bintang jatuh (hujan meteor) sebagai kedatangan arwah leluhur. Di dalam beberapa kebudayaan, arwah orang yang sudah meninggal sering diumpamakan berubah menjadi bintang, sedangkan peristiwa bintang jatuh paling banyak terjadi bertepatan dengan hujan meteor Perseid tahunan yang mencapai puncaknya beberapa hari sebelum tanggal 15 Agustus.
    Tanggal 15 Agustus bagi agama Katolik merupakan hari raya Santa Perawan Maria diangkat ke surga yang banyak dirayakan di Eropa Selatan, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Perayaan Obon pada tanggal 15 Agustus juga bertepatan dengan hari peringatan berakhirnya perang (Shūsen kinenbi) yang di luar Jepang dikenal sebagai V-J Day (Victory over Japan Day)..

    BON ODORI :
    Bon Odori (盆踊り?), Yang berarti tarian bon adalah gaya menari yang dilakukan selama Obon. Awalnya tarian rakyat Nenbutsu untuk menyambut roh-roh orang mati, gaya perayaan bervariasi dalam banyak aspek dari daerah ke daerah. Setiap daerah memiliki tari lokal, serta musik yang berbeda. Musik bisa menjadi lagu khusus berkaitan dengan pesan spiritual dari Obon, atau lagu-lagu rakyat min'yo lokal. Akibatnya, tarian Bon akan terlihat dan terdengar berbeda dari daerah ke daerah. Hokkaido dikenal untuk folk-lagu yang dikenal sebagai "Soran Bushi." Lagu "Tokyo Ondo" mengambil senama dari ibukota Jepang. "Gujo Odori" di Gujo, Gifu prefektur terkenal sepanjang malam menari. "Goshu" adalah sebuah lagu rakyat dari Prefektur Shiga. Warga dari wilayah Kansai akan mengenali terkenal "Kawachi ondo." Tokushima di Shikoku sangat terkenal dengan "Awa Odori," atau "tari bodoh," dan di ujung selatan, kita dapat mendengar "Ohara Bushi" dari Kagoshima.

    Cara di mana tarian ini dilakukan juga berbeda di setiap daerah, meskipun tarian khas Bon melibatkan orang-orang berbaris dalam lingkaran di sekitar perancah kayu yang tinggi dibuat khusus untuk festival yang disebut yagura a. Yagura biasanya juga panggung untuk musisi dan penyanyi musik Obon. Beberapa tarian melanjutkan searah jarum jam, dan beberapa tarian melanjutkan berlawanan arah jarum jam di sekitar yagura tersebut. Beberapa tarian membalikkan selama tarian, meskipun sebagian besar tidak. Kadang-kadang, orang menghadapi yagura dan bergerak menuju dan jauh dari itu. Masih beberapa tarian, seperti tari Kagoshima Ohara, dan Tokushima Awa Odori, hanya melanjutkan dalam garis lurus melalui jalan-jalan kota.

    Tarian suatu daerah dapat menggambarkan sejarah dan spesialisasi daerah. Misalnya, gerakan tarian Tanko Bushi ("nyanyian pertambangan batubara") Tambang Miike tua di Kyushu menunjukkan gerakan penambang, yaitu menggali, mendorong gerobak, lentera gantung, dll Semua penari melakukan tarian urutan yang sama serempak.

    Ada cara lain di mana tarian daerah Bon dapat bervariasi. Beberapa tarian melibatkan penggunaan berbagai jenis penggemar, yang lain melibatkan penggunaan handuk kecil yang disebut tenugui yang mungkin memiliki desain berwarna-warni. Beberapa memerlukan penggunaan kentungan kayu kecil, atau "kachi-kachi" selama tarian. The "Hanagasa Odori" dari Yamagata dilakukan dengan topi jerami yang telah dihiasi dengan bunga.

    Musik yang dimainkan selama tarian Bon tidak terbatas pada musik Obon dan min'yo; beberapa hit enka modern dan lagu-lagu anak-anak 'yang ditulis dengan ketukan dari "ondo" juga digunakan untuk menari selama perayaan Obon

    Tradisi Tarian Bon dikatakan telah dimulai pada tahun-tahun akhir dari periode Muromachi sebagai hiburan umum. Dalam perjalanan waktu, makna religius asli telah memudar, dan tarian telah menjadi terkait dengan musim panas.

    Tarian Bon yang dilakukan di Kepulauan Okinawa dikenal sebagai EISA. Demikian pula, Kepulauan Yaeyama memiliki Angama. .......
    Source :http://id.wikipedia.org/

    Sekian Dari saya Sayonara , Oh iya Jangan lupa Sertakan sumber bila ingin Copy Paste post ini yoo , Arigatou Gozaimasu !!! :3

    0 comment

  • Copyright © 2013 - Nisekoi - All Right Reserved

    KURONEKO BLOG Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan